Jumat, 25 Juni 2010

Cerita Hari ini

Hari Jum'at tanggal 25 Juni 2010, seperti biasa aku melakukan rutinitas yang cukup melelahkan jiwa dan raga, namun sungguh menyenangkan, Latihan Basket. Menjelang DBL ini, intensitas latihan memang ditingkatkan sehingga diperlukan daya tahan tubuh yang tinggi untuk melakukannya. Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai, aku pun terkena penyakit Flu dan radang tenggorokan. Dengan rahmat Allah SWT ak pun membaik.
Setelah latihan di hari Jum'at, ak bersegera berkemas dan menuju masjid ITS yang megah namun sepi. Hanya terlihat beberapa orang saja yang sholat, maklum sholat maghrib berjama'ah sudah dilakukan 40 menit yang lalu dan saat itu menjelang Isya'. Aku pun bergegas sholat, dengan partner sholatku, Faiz Alan Fahmi.
Setelah sholat, aku merasa butuh minuman hangat, maklum penyakit flu dan radang ini masih bertahan di tubuhku. Kuputuskan merayu Faiz untuk mampir sebentar di warung Cak Mat, warung yang kutahu dari kakak kelasku, Lenno Samodro. Faiz pun mau, aku pun senang. Akhirnya kami berangkat ke warung itu, dengan motor Supra X merah milik Faiz dengan aku sebagai pengemudinya. Diiringi angin sepoi-sepoi di kompleks ITS pada malam hari dan lampu penerang yang kurang terang membuatku agak rileks. maklum di lapangan basket sangat panas sekali.
Warung itu terletak di Keputih, dengan dekorasi yang lumayan, diiklani oleh perusahaan rokok dengan warna dominasi merah. Yang aku senang dari warung itu, selain sepi, jajannya banyak, bersih pula. Kuputuskan memesan teh hangat yang aku idam-idamkan sejak tadi. Sesaat aku meminum teh hangat itu, ak merasakan aliran energi yang masuk ke dalam relung tubuhku. begitu menyejukkan tenggorokan yang sakit ini, hmmm nikmatnyaa. Ditemani Air mineral ukuran tanggung dan setusuk sate usus, aka cangkruk di warung itu bersama Faiz. well, habisnya 4000 rupiah, setaralah dengan yang kudapat.
Akhirnya kami pulang, namun kami memutuskan untuk pulang ke rumahku lewat jalan yang tidak biasa. Sebenarnya bukan kami, namun aku yang menggagas untuk melewati jalan lain itu. Jalan itu sangat kecil, sempit dan agak gelap. Lampu penerangan yang berwarna oranye itu masih belum cukup untuk mengalahkan kegelapan malam di daerah itu. Kami melewati Terminal Keputih. Betapa mirisnya melihat terminal yang megah itu. Selain tidak ada Bemo, terminal itu gelap gulita serasa tidak terurus. mungkin memang waktunya terminal itu beristirahat. Kami menelusuri lagi jalan itu dan melewati Liponsos Keputih yang agak ramai. Lalu kami juga melewati TPS keputih yang terkenal itu, namun karena susasana gelap dan sepi kami tidak bisa melihat aktivitas disana, mungkin pekerja-pekerja disana juga sudah pulang. Jalan 'lain' itu kami lewati dan yang ada semakin lama hanyalah kampung pemukiman warga. Sepi sekali, bahkan terlalu sepi untuk ukuran Surabaya. Bahkan Faiz sampai mengatakan seperti di desa Jombang, bukan di Surabaya. hmm, mungkin ini tugas pemerintah untuk meratakan pembangunan di Surabaya ini.
Akhirnya 'jalan-jalan' kami pun berakhir. Setelah sampai di rumah, saya mandi dan menulis posting ini.